• 9 months ago

Seorang ibu rumah tangga (IRT) Probolinggo, Jawa Timur, mengolah sampah alat peraga kampanye (APK) menjadi tas belanja. Selain mendapatkan nilai ekonomis, usaha IRT ini dapat meminimalisir limbah APK yang banyak menumpuk setelah pesta demokrasi lalu.

 

Selain tas belanja, IRT ini juga memproduksi aneka kerajinan berbahan limbah. Mulai dari gantungan kunci, tas dan dompet, hingga goodybag.

 

Kontributor: Hana Purwadi

Category

🗞
News
Transcript
00:00 [MUSIK]
00:09 APK pemilu berupa banner yang menumpuk dan tidak terpakai,
00:13 dimanfaatkan Katarina Swindar Triningrum,
00:16 warga Perumahan Kopian, Kecambatan Kanigaran, Kota Propolinggo,
00:20 untuk diolah menjadi kerajinan bernilai ekonomis.
00:23 Melihat tumbukan limbah APK, ide kreatif Katarina pun muncul,
00:27 untuk mengolahnya menjadi tas belanja yang unik dan cantik.
00:31 Selain mendapatkan nilai ekonomis,
00:34 usaha Katarina pun dapat meminimalisir limbah APK yang banyak menumpuk
00:38 setelah Festa Demokrasi lalu.
00:40 Dibantu tiga pekerja, banner bekas dibotong sesuai pola ukuran tas.
00:46 Lembaran potongan banner kemudian dijahit dengan permukaan gambar caleg
00:50 atau cabres-cabres peserta pemilu 2024.
00:54 Kini Katarina telah memproduksi sekitar 300 tas belanja
00:58 dan langsung ludes dibeli warga.
01:00 Sebagian tas belanja daur ulang ini juga akan dibagi ke masyarakat
01:06 secara gratis dalam rangka meningati Hari Sampah Nasional.
01:09 Selain tas limbah APK, Katarina juga memproduksi
01:13 aneka macam kerajinan berbahan limbah.
01:15 Mulai dari gantungan kunci dari koran, tas dan dompet,
01:19 sepatu dan sandal kain percak, tempat tisu,
01:22 tikar dari bungkusan minuman saset,
01:25 baju daur ulang hingga goodie bag dan lain-lain.
01:28 Dari kreativitasnya mendaur ulang sampah,
01:31 Katarina mengaku omset UMKM miliknya mencapai 400 juta rupiah per tahun.
01:36 Dari Propolinggo, Jawa Timur, Hana Perwadi, INews, melaporkan.
01:41 [Musik]

Recommended