ACEH BARAT, KOMPAS.TV - Salah satu perlombaan yang paling mencuri perhatian pada tahun ini adalah lomba kupas dan kukur kelapa dengan alat tradisional yang diikuti oleh pasangan suami istri.
Namun yang membuat lomba ini menjadi lebih menarik adalah fakta bahwa para istri mengupas kelapa dan pasangan suami mereka yang bertugas mengukur kelapa yang sudah dikupas tersebut.
Mungkin bagi sebagian orang hal ini terdengar biasa saja, namun di dalam budaya Aceh, tugas memasak maupun membuat bumbu dapur secara tradisional adalah pekerjaan biasanya dilakukan oleh ibu-ibu ataupun istri.
Tradisi yang telah turun-temurun dalam masyarakat Aceh ini membuat lomba kupas dan kukur kelapa dengan peran istri yang mengupas dan suami yang mengukur menjadi suatu hal yang sangat unik dan menarik.
Lomba ini seolah menjadi perubahan sosial bagi masyarakat setempat yang biasanya menganggap tabu jika suami melibatkan diri dalam pekerjaan dapur.
Selain memberikan hiburan dan semarak pada perayaan hut ri tahun ini, acara ini juga menggugah kesadaran akan kesetaraan gender dalam tanggung jawab rumah tangga.
Para peserta dihimbau untuk menggunakan alat-alat tradisional, seperti parang mundok (pisau tradisional Aceh) untuk mengupas kelapa dan Geuneuku (alat kukur kelapa tradisional) untuk mengukur kelapa yang sudah dikupas.
Lomba ini juga diadakan sebagai upaya melestarikan budaya dan tradisi lokal yang kian tergerus oleh modernisasi.
Selain itu masyarakat di gampong tanjong bungong juga mengadakan berbagai lomba tradisional lainnya, seperti lomba tepung dan kereta sorong yang dimainkan olen pasangan suami istri juga.
Agusnaidi, Keuchik Gampong Bungong mengatakan bahwa kegiatan hiburan perayaan hari kemerdekaan tersebut sudah dimulai beberapa hari sebelum HUT RI berlangsaung sampai sekarang, dengai berbagai jenis perlombaan rakyat seperti pertandingan bola dangdut, voly ball, kasti, tarik tambang, lari 100 meter, lomba lari sendok kelereng dan bola kaki anak-anak.
Perayaan yang meriah ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan serta meningkatkan rasa kebersamaan antarwarga. Sembari menghormati tradisi dan budaya setempat.
Bagi masyarakat Gampong Tanjong Bungong, acara ini adalah langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar dalam perubahan sosial menuju budaya yang lebih inklusif.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/436827/pasutri-ikut-lomba-kecepatan-kupas-dan-kukur-kelapa
Namun yang membuat lomba ini menjadi lebih menarik adalah fakta bahwa para istri mengupas kelapa dan pasangan suami mereka yang bertugas mengukur kelapa yang sudah dikupas tersebut.
Mungkin bagi sebagian orang hal ini terdengar biasa saja, namun di dalam budaya Aceh, tugas memasak maupun membuat bumbu dapur secara tradisional adalah pekerjaan biasanya dilakukan oleh ibu-ibu ataupun istri.
Tradisi yang telah turun-temurun dalam masyarakat Aceh ini membuat lomba kupas dan kukur kelapa dengan peran istri yang mengupas dan suami yang mengukur menjadi suatu hal yang sangat unik dan menarik.
Lomba ini seolah menjadi perubahan sosial bagi masyarakat setempat yang biasanya menganggap tabu jika suami melibatkan diri dalam pekerjaan dapur.
Selain memberikan hiburan dan semarak pada perayaan hut ri tahun ini, acara ini juga menggugah kesadaran akan kesetaraan gender dalam tanggung jawab rumah tangga.
Para peserta dihimbau untuk menggunakan alat-alat tradisional, seperti parang mundok (pisau tradisional Aceh) untuk mengupas kelapa dan Geuneuku (alat kukur kelapa tradisional) untuk mengukur kelapa yang sudah dikupas.
Lomba ini juga diadakan sebagai upaya melestarikan budaya dan tradisi lokal yang kian tergerus oleh modernisasi.
Selain itu masyarakat di gampong tanjong bungong juga mengadakan berbagai lomba tradisional lainnya, seperti lomba tepung dan kereta sorong yang dimainkan olen pasangan suami istri juga.
Agusnaidi, Keuchik Gampong Bungong mengatakan bahwa kegiatan hiburan perayaan hari kemerdekaan tersebut sudah dimulai beberapa hari sebelum HUT RI berlangsaung sampai sekarang, dengai berbagai jenis perlombaan rakyat seperti pertandingan bola dangdut, voly ball, kasti, tarik tambang, lari 100 meter, lomba lari sendok kelereng dan bola kaki anak-anak.
Perayaan yang meriah ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan serta meningkatkan rasa kebersamaan antarwarga. Sembari menghormati tradisi dan budaya setempat.
Bagi masyarakat Gampong Tanjong Bungong, acara ini adalah langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar dalam perubahan sosial menuju budaya yang lebih inklusif.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/436827/pasutri-ikut-lomba-kecepatan-kupas-dan-kukur-kelapa
Category
🗞
Berita