KOMPAS.TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia segera melaporkan perkembangan kasus tewasnya Brigadir Yoshua kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam dua pekan, para penyelidik Komnas HAM menyusun setiap rangkai fakta untuk mendapatkan kejelasan penyebab Brigadir Yosua tewas di rumah Kadiv Propam Non Aktif Irjen Ferdi Sambo. Setiap fakta dari alat bukti yang diperoleh para Penyelidik Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM, dikonfirmasi sejak Senin 25 Juli 2022.
Penyelidik komnas ham mendapatkan bahan untuk diteliti lebih lanjut selama sepekan sejak kasus tewasnya Brigadir Yosua di rumah Kadiv Propam Non Aktif Irjen Ferdi Sambo. Pekan berikutnya, adalah pekan konfirmasi.
Untuk itu, yang pertama dipanggil adalah para dokter forensi. Ketua Tim Khusus Penyidikan yang juga Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komjen Agung Budi Marwoto dan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo ikut mengawal para dokter.
Sehari setelah para dokter, giliran para ajudan Ferdy Sambo yang datang ke Kantor Komnas HAM. Tapi, berbeda dengan para ajudan lain yang datang Selasa pagi, Brigadir Dua Eliezer yang ditunggu publik datang pada Selasa siang 26 Juli 2022.
Bharada Eliezer selalu dikaitkan dengan tewasnya Brigadir Yosua di rumah Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga.
Dari pemeriksaan para ajudan dan forensik, Komnas HAM mendapat temuan luka tembak di tubuh Yoshua dilakukan dalam jarak berbeda-beda termasuk jarak dekat. Di tengah penyelidikan, Komnas HAM menyatakan segera melaporkan perkembangan kasus Brigadir Yoshua kepada Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, di sela kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur, Presiden Jokowi meminta kepada polisi untuk transparan dalam mengungkap kematian Brigadir Yoshua. Apa yang diharapkan presiden adalah harapan publik. Mengungkap secara transparan kematian Brigadir Yoshua lewat penyidikan khusus yang dilakukan tidak cuma polisi, tapi juga pihak independen di luar polisi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/313280/komnas-ham-laporkan-hasil-penyelidikan-dari-tim-forensik-dan-ajudan-ferdy-sambo-ke-presiden-jokowi
Dalam dua pekan, para penyelidik Komnas HAM menyusun setiap rangkai fakta untuk mendapatkan kejelasan penyebab Brigadir Yosua tewas di rumah Kadiv Propam Non Aktif Irjen Ferdi Sambo. Setiap fakta dari alat bukti yang diperoleh para Penyelidik Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM, dikonfirmasi sejak Senin 25 Juli 2022.
Penyelidik komnas ham mendapatkan bahan untuk diteliti lebih lanjut selama sepekan sejak kasus tewasnya Brigadir Yosua di rumah Kadiv Propam Non Aktif Irjen Ferdi Sambo. Pekan berikutnya, adalah pekan konfirmasi.
Untuk itu, yang pertama dipanggil adalah para dokter forensi. Ketua Tim Khusus Penyidikan yang juga Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komjen Agung Budi Marwoto dan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo ikut mengawal para dokter.
Sehari setelah para dokter, giliran para ajudan Ferdy Sambo yang datang ke Kantor Komnas HAM. Tapi, berbeda dengan para ajudan lain yang datang Selasa pagi, Brigadir Dua Eliezer yang ditunggu publik datang pada Selasa siang 26 Juli 2022.
Bharada Eliezer selalu dikaitkan dengan tewasnya Brigadir Yosua di rumah Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga.
Dari pemeriksaan para ajudan dan forensik, Komnas HAM mendapat temuan luka tembak di tubuh Yoshua dilakukan dalam jarak berbeda-beda termasuk jarak dekat. Di tengah penyelidikan, Komnas HAM menyatakan segera melaporkan perkembangan kasus Brigadir Yoshua kepada Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, di sela kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur, Presiden Jokowi meminta kepada polisi untuk transparan dalam mengungkap kematian Brigadir Yoshua. Apa yang diharapkan presiden adalah harapan publik. Mengungkap secara transparan kematian Brigadir Yoshua lewat penyidikan khusus yang dilakukan tidak cuma polisi, tapi juga pihak independen di luar polisi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/313280/komnas-ham-laporkan-hasil-penyelidikan-dari-tim-forensik-dan-ajudan-ferdy-sambo-ke-presiden-jokowi
Category
🗞
Berita