Tradisi Sapuh Leger Tumpek Wayang

  • 2 tahun yang lalu
KLUNGKUNG, KOMPAS TV - Berbagai tradisi hadir di pulau dewata. Salah satunya tradisi melukat di saat tumpek wayang. Dimana ibu hamil dan anak lahir di wuku wayang wajib melukat wayang. Dengan tujuan mendapatkan keselamatan dan bayi dalam keadaan baik dan selamat saat lahir nanti.

Inilah tradisi melukat saat tumpek wayang yang datang setiap enam bulan sekali di Bali. Dipercaya sebagai hari sakral dan wajib menggelar pembersihan diri di tempat pemimpin umat atau Jero Mangku, yang juga menjadi seorang dalang.

Seperti yang dilaksanakan di rumah Jero Mangku Gede Murtika di Desa Tegak, Kabupaten Klungkung, Bali.

Sejak pagi warga yang memiliki bayi atau lahir di waktu tumpek wayang ini dan ibu hamil, melakukan tradisi melukat yang disebut sapuh leger.

Mereka dibersihkan dengan tirta suci dari pemangku. Selain itu, wayang-wayang juga dipajang sedemikian rupa layaknya pementasan wayang.

Menurut pemimpin upacara, Jero Mangku Gede Made Murtika mengatakan, dengan upacara ini ibu-ibu yang hamil diharapkan mendapatkan keturunan yang baik dan sempurna kelahirannya nanti. Selain itu berguna bagi nusa dan bangsa. Bagi yang lahir di wuku wayang juga wajib sapuh leger untuk keselamatan.

Prosesi upacara tumpek wayang akan berlangsung hingga sore, bergiliran satu persatu untuk mendapatkan anugerah dan perlindungan dari sang pencipta.







#JeroMangkuGedeMurtika #Wayang #SapuhLeger

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/268759/tradisi-sapuh-leger-tumpek-wayang

Dianjurkan