Juwita Bahar Sempat Alami Koma, Seberapa Bahayakah Diet Tak Makan Nasi?
- 3 tahun yang lalu
Penyanyi dangdut Juwita Bahar menjalani diet ekstrem dengan tidak makan nasi selama dua tahun. Cara ini berisiko fatal, yakni Juwita sempat koma selama 15 hari. Juwita harus menderita sakit maag. Kemudian, tubuhnya panas dan demam. Kondisi kesehatan yang memburuk itu membuatnya dilarikan ke rumah sakit.
"Aku kurangi nasi, kayak enggak makan nasi selama dua tahun. Jadi kayak protein dan karbohidratnya enggak seimbang," ungkapnya.
Pemilik nama lengkap Juwita Tofhany Sanjaya ini pun mengaku kapok menjalani diet ekstrem. Kini, Juwita memilih lebih menikmati hidupnya.
"Sekarang enggak ada diet-diet, jalani hidup happy saja," pungkasnya.
Pola makan rendah karbohidrat sangat tidak aman dan harus dihindari. Meski dalam jangka pendek dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah dan mengontrol gula darah, namun studi yang dilakukannya menemukan bahwa pola makan tersebut dapat berdampak buruk untuk jangka panjang dan bisa menyebabkan pengembangan sejumlah penyakit kronis.
Tubuh akan kehilangan gizi penting. Karbohidrat yang lebih menyehatkan dapat memberikan tubuh kita nutrisi penting, di antaranya serat, mineral, vitamin seperti magnesium dan B12, serta antioksidan. Konsumsi karbohidrat yang menyehatkan dapat mendukung metabolisme tubuh, sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Tidak cukup mengonsumsi karbohidrat juga bisa menyebabkan tubuh kekurangan asupan serat.Karbohidrat adalah sumber energi yang lebih disukai oleh otak. Para ilmuwan memperkirakan bahwa otak mengonsumsi sekitar 120 gram karbohidrat setiap harinya dan otak kita menyumbang sekitar 20 persen dari total energi (kalori) yang dibakar setiap hari. Saat pertama kali memulai diet rendah karbohidrat, kita mungkin akan mengalami kabut otak, kelelahan mental dan perubahan suasana hati karena sumber bahan bakar utama tubuh tiba-tiba menghilang. Instagram: Juwitabahar/Pexel.
Juwita Bahar Sempat Alami Koma, Seberapa Bahayakah Diet Tak Makan Nasi?
"Aku kurangi nasi, kayak enggak makan nasi selama dua tahun. Jadi kayak protein dan karbohidratnya enggak seimbang," ungkapnya.
Pemilik nama lengkap Juwita Tofhany Sanjaya ini pun mengaku kapok menjalani diet ekstrem. Kini, Juwita memilih lebih menikmati hidupnya.
"Sekarang enggak ada diet-diet, jalani hidup happy saja," pungkasnya.
Pola makan rendah karbohidrat sangat tidak aman dan harus dihindari. Meski dalam jangka pendek dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah dan mengontrol gula darah, namun studi yang dilakukannya menemukan bahwa pola makan tersebut dapat berdampak buruk untuk jangka panjang dan bisa menyebabkan pengembangan sejumlah penyakit kronis.
Tubuh akan kehilangan gizi penting. Karbohidrat yang lebih menyehatkan dapat memberikan tubuh kita nutrisi penting, di antaranya serat, mineral, vitamin seperti magnesium dan B12, serta antioksidan. Konsumsi karbohidrat yang menyehatkan dapat mendukung metabolisme tubuh, sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
Tidak cukup mengonsumsi karbohidrat juga bisa menyebabkan tubuh kekurangan asupan serat.Karbohidrat adalah sumber energi yang lebih disukai oleh otak. Para ilmuwan memperkirakan bahwa otak mengonsumsi sekitar 120 gram karbohidrat setiap harinya dan otak kita menyumbang sekitar 20 persen dari total energi (kalori) yang dibakar setiap hari. Saat pertama kali memulai diet rendah karbohidrat, kita mungkin akan mengalami kabut otak, kelelahan mental dan perubahan suasana hati karena sumber bahan bakar utama tubuh tiba-tiba menghilang. Instagram: Juwitabahar/Pexel.
Juwita Bahar Sempat Alami Koma, Seberapa Bahayakah Diet Tak Makan Nasi?