Banyak Perusahaan Tiongkok Terlibat Dalam Penindasan Etnis Uighur Laporan

  • 4 tahun yang lalu
Sebuah perangkat lunak buatan Tiongkok menargetkan anggota etnis minoritas Uighur menggunakan pengenalan wajah. Teknologi itu dapat mengenali etnisitas dengan memindai rekaman video streaming langsung. Jika menemukan kecocokan, video tersebut mungkin akan ditandai untuk ditinjau.

Penyedia layanan cloud terbesar di Tiongkok, menggunakan perangkat lunak untuk menargetkan populasi Uighur di negara tersebut. Penyedia layanan itu menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk memindai rekaman video streaming langsung, dan kemudian dapat mengenali etnis Uighur dari fitur wajah mereka. Ketika teknologi itu menemukan sebuah kecocokan, video tersebut mungkin akan ditandai untuk ditinjau atau dihapus. Informasi tersebut muncul dalam laporan hari Rabu, yang diterbitkan oleh peneliti industri pengawasan, yang berbasis di AS.

Grup riset IPVM menemukan bahwa Alibaba menawarkan pengenalan wajah Uighur sebagai layanan Cloud. Layanan, yang disebut Cloud Shield, memungkinkan pelanggan diberitahu saat Alibaba mendeteksi kecocokan.

Dan dalam laporan IPVM lainnya, perusahaan telekomunikasi Tiongkok Huawei, juga ditemukan menargetkan orang-orang Uighur. IPVM menemukan dalam sebuah dokumen bahwa Huawei telah bekerja sama dengan Megvii, salah satu penyedia layanan pengenalan wajah terbesar di Tiongkok. Bersama-sama, mereka dilaporkan menguji perangkat lunak pengenal wajah dengan kemampuan untuk menargetkan orang-orang Uighur.

IPVM juga menemukan bukti bahwa tiga produsen pengawasan video terbesar di negara itu, semuanya telah terlibat dalam identifikasi dan pelacakan orang-orang Uighur. Laporan tersebut mengidentifikasi Hikevision, Dahua, dan Uniview. Kelompok peneliti juga menemukan lebih dari selusin departemen kepolisian Tiongkok menggunakan perangkat lunak pengenal wajah yang sama.

Penjelasan tentang istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok (Virus PKT)”
New Tang Dynasty (NTD) Television menggunakan istilah “Virus Partai Komunis Tiongkok” atau “Virus PKT” sebagai pengganti dari istilah “COVID-19” atau “Virus Korona Baru”, akibat dari tindakan menutup-nutupi Partai Komunis Tiongkok di awal penyebaran virus dan menyebabkan pandemi global.
Editorial The Epoch Times berbahasa Inggris yang merupakan media afiliasi NTD juga mengungkapkan bahwa penggunaan nama “Virus PKT” diperlukan untuk membedakan para ‘korban virus’ (warga Tiongkok dan dunia) dari ‘pihak yang mengorbankan’ (Partai Komunis Tiongkok)

Lebih banyak berita dan artikel ☛ https://ntdindonesia.com/