Masjid Seribu Pintu di Tangerang, Ada Labirin Gelap Seperti Merasakan Didalam Kubur

  • 4 tahun yang lalu
Masjid Agung Nurul Yaqin atau lebih dikenal dengan Masjid Pintu Seribu memiliki banyak cerita bersejarah. Mulai dari makam keramat hingga labirin sebagai tempat perenungan.

Suara.com mencoba berkunjung ke Masjid Pintu Seribu yang terletak di Kampung Bayur, Kelurahan Priukjaya, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Sabtu (24/10/2020).

Lokasi yang harus ditempuh untuk menuju kesana membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit, dari perjalanan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

Ya, perjalanan kesana mengenakan kendaraan sepeda motor. Sebabnya, itu akan lebih efektif karena jalanan untuk mengakses ke masjid hanya cukup satu mobil minibus.

Suara.com tiba di lokasi masjid sekira pukul 10.30 WIB. Kendaraan diparkir tepat didepan masjid. Di depan masjid tampak gerbang berwarna hitam yang bermotif '999'.

Ada seorang pria sedang duduk di samping gerbang. Dia memakai peci hitam, kemeja hitam, serta mengenakan kain sarung. Pria itu memperkenalkan dirinya bernama Rusdi.

Rusdi mengakui ia sebagai kuncen sekaligus pengurus Masjid Pintu Seribu. Dia pun bercerita banyak tentang bangunan masjid bersejarah tersebut.

"Masjid ini dibangun oleh Syekh Ami Alfaqir Mahdi Hasan Alqudrotillah Almuqoddam. Dibangun sekitar tahun 1972 oleh beliau," ujarnya saat memulai bincang-bincang.

Rusdi menuturkan, Syekh Ami masih turunan ke enam dari
Syeikh Syarif Hidayatullah Cirebon. Membangun Masjid Pintu Seribu di sini dengan tujuan menyebarkan syariat islam.

"Beliau mengajak lingkungan di sini untuk sama-sama membangun masjid. Tidak lain untuk menyebarkan syariat islam," ungkapnya.

"Makanya, sampai sekarang rutin setiap minggu kegiatan pengajian, kemudian peringatan hari besar seperti Isra Mikraj di Masjid Pintu Seribu ini," sambungnya.

Menyoal kenapa disebut Masjid Pintu Seribu, Rusdi menyebut, hal itu karena banyaknya ruangan yang gelap sebagai tempat perenungan.

Karena hal itu, dia menuturkan, banyak pengunjung yang berasal dari berbagai wilayah, mulai dari Jawa, Sumatera, dan lainnya pada berdatangan.

"Mereka yang datang setelah berziarah ke makam beliau (Syekh Ami Alfaqir), langsung ke tempat pintu seribu. Disitu mereka berzikir dan mengingat mati," sebutnya.

Suara.com semakin penasaran tentang ucapan Rusdi tersebut. Dia pun mencoba untuk mengajak ke dalam Masjid Pintu Seribu.

Rusdi membuka pintu berukuran sekitar 1X2 meter yang memang sengaja dikunci. Saat masuk ke dalam, terlihat sekitar dinding banyak kaligrafi tulisan bahasa arab.

Hiasan-hiasan di dinding itu ternyata baru awal menuju pintu labirin, tempat banyaknya ruangan-ruangan untuk perenungan.

Dipandu dengan Rusdi, Suara.com mencoba lebih masuk ke dalam labirin. Masuk ke dalam harus merundukan kepala sedikit karena tingginya hanya 150 centimeter.

Bahkan, semakin berjalan ke dalam semakin sempit dan gelap. Lengan kanan dan kiri juga menyentuh dinding-dinding tembok. Rusdi menerangi jalan dengan senternya sambil bersalawat.

"Di sini lah banyak ruangan-ruangan sempit dan gelap sebagai tempat untuk be

Dianjurkan