• 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom berpendapat jika pemerintah harus secara transparan dalam memberikan informasi mengenai vaksin yang rencananya didatangkan ke Indonesia, November mendatang.

"Kalau sampai hal yang dilewati, berarti memberikan risiko bagi yang divaksin. Oleh karena itu informasi keterbukaan, data dan sebagainya itu dipentingkan. Bukan karena terus kami dikasih, enggak. Kami bisa otomatis membuka di internet karena ini kan masalah pandemic masalah dunia," katanya kepada KompasTV, Rabu (21/10/2020).

Chairul mengatakan jika tipe virus di Indonesia berbeda dengan tipe virus yang diujikan dari Wuhan.

"Ini juga ada pertanyaan, sudah sesuaikah vaksin ini dengan virus yang berkembang di Indonesia," ujarnya.

Kementerian Kesehatan memastikan proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020.

Namun masih banyak yang harus disampaikan pemerintah mulai dari harga, kualitas, distribusi, dan kesiapan puskemas rumah sakit, sampai siapa yang pertama disuntik dan siapa yang mendapat vaksin gratis atau mandiri.

Selain itu sejauh mana perkembangan pengujian vaksin yang sedang dilakukan di Indonesia?

Untuk membahasnya simak pembahasannya bersama Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Dany Amrul Ichdan, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom, serta anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Heryawan.

Dianjurkan