Analisis Pergerakan IHSG yang Sedang Dihantui Aksi Ambil Untung

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Saatnya kita pantau perdagangan pagi ini. Setelah 2 pekan lebih reli mencetak tren positif, IHSG kemarin ditutup di zona merah, turun 0,7 persen.

Kita pantau pergerakannya pagi ini Rabu (10,06,20).

IHSG ditinggal asing, setelah ada pengumuman dari bank dunia bahwa perekonomian Indonesia akan stagnan.

Kemarin asing tercatat jual bersih hingga 232 miliar rupiah.

Pelemahan IHSG terbilang masih terbatas karena ada beberapa sentimen yang mampu menopang pergerakan.

Seperti dibuka kembalinya ekonomi di beberapa negara.

Namun sentimen positif itu juga masih harus diwaspadai, karena sebenarnya pelaku pasar masih khawatir di saat ekonomi dibuka akan ada lonjakan Covid 19 gelombang kedua.

Kita intip sedikit wallstreet. Ada kekhawatiran dari investor soal ketegangan yang akan kembali terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Padahal sebelumnya pasar Amerika terbantu dengan adanya data tenaga kerja yang membaik.

Ke depan analis memproyeksi pergerakan IHSG masih akan fluktuatif.

Salah satunya juga karena corona yang belum tau pasti kapan akan berakhir. Kita dengarkan pernyataan analis berikut.

Beberapa perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia, yang menjadi catatan pagi ini.

Di panas dingin pasar saham, ada sepuluh perusahaan Indonesia yang masuk dalam kategori "Asean Asset Class".

Aset berkelas di sini bukan berarti urutan aset kapitalisasi pasar terbesar, tetapi artinya memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

Penilaiannya adalah versi "Asean Corporate Governance Scorecard", ACGS.

Di posisi teratas dengan skor tertinggi, bank cimb niaga, diikuti oleh BTN, dan BRI.

Yang lainnya ada Antam, Bank Mandiri, BCA, Bank Permata, Jasa Marga, XL Axiata, terakhir Bank Maybank Indonesia.

Tujuh diantaranya datang dari sektor keuangan.