Cegah Corona, Surabaya Disemprot Desinfektan Secara Massal
- 4 tahun yang lalu
SURABAYA, KOMPAS.TV - Sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran virus corona, Pemkot Surabaya menyiagakan tim untuk melakukan penyemprotan desinfektan secara massal.
Sebanyak 165 petugas disiagakan dalam penyemprotan desinfektan massal ini.
Pemkot Surabaya menargetkan dalam sehari kegiatan penyemprotan massal ini bisa mencakup tiga kecamatan.
Di hari pertama ini, satgas menargetkan penyemprotan dilakukan di Kecamatan Bulak, Kenjeran dan Semampir Kota Surabaya.
Tidak hanya di kantor dan instansi pemerintahan, penyemprotan akan difokuskan ke tempat dan fasilitas umum di Surabaya seperti sekolah hingga tempat ibadah.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyiapkan hand sanitizer yang diproduksi sendiri untuk dibagikan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.
Hari kedua Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya ditunjuk sebagai lembaga resmi tes identifikasi corona oleh pemerintah, peminatnya semakin bertambah.
Bahkan Selasa pagi banyak warga yang berniat untuk tes corona harus terpaksa kembali pulang karena kuota telah habis.
Kebanyakan dari warga ingin memeriksakan kondisinya karena merasakan gejala mirip dengan gejala penderita virus corona.
Sebanyak 165 petugas disiagakan dalam penyemprotan desinfektan massal ini.
Pemkot Surabaya menargetkan dalam sehari kegiatan penyemprotan massal ini bisa mencakup tiga kecamatan.
Di hari pertama ini, satgas menargetkan penyemprotan dilakukan di Kecamatan Bulak, Kenjeran dan Semampir Kota Surabaya.
Tidak hanya di kantor dan instansi pemerintahan, penyemprotan akan difokuskan ke tempat dan fasilitas umum di Surabaya seperti sekolah hingga tempat ibadah.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyiapkan hand sanitizer yang diproduksi sendiri untuk dibagikan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.
Hari kedua Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya ditunjuk sebagai lembaga resmi tes identifikasi corona oleh pemerintah, peminatnya semakin bertambah.
Bahkan Selasa pagi banyak warga yang berniat untuk tes corona harus terpaksa kembali pulang karena kuota telah habis.
Kebanyakan dari warga ingin memeriksakan kondisinya karena merasakan gejala mirip dengan gejala penderita virus corona.