Profil Sanoesi Pane - Sastrawan Indonesia

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Sanoesi Pane lahir di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada 14 November 1905.

Merupakan kakak kandung dari Armijn Pane, yang juga seorang sastrawan.

Sanoesi Pane mengawali pendidikan di Hollands Inlandsche School (HIS) Padang Sidempuan.

Selanjutnya, pindah ke Tanjung Balai dan bersekolah di Europeesche Lager School (ELS) di Sibolga.

Setelah lulus, Sanoesi Pane melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang.

Pendidikan tersebut diselesaikan di Jakarta dan lulus pada 1925.

Sanoesi Pane melanjutkan pendidikan ke Sekolah Hakim Tinggi Jakarta, namun hanya setahun.

Pada masa 1929-1930, Sanoesi Pane berkunjung ke India.

Nantinya, masa ini akan berpengaruh besar terhadap sastra Sanoesi Pane.

Karier

Sanoesi Pane mengawali karier sebagai guru di Kweekschool Gunung Sahari, Jakarta dan kemudian selalu berpindah-pindah.

Selanjutnya mengajar di Lembang, Bandung, hingga akhirnya di Sekolah Menengah Perguruan Rakyat, Jakarta.

Selain mengajar, Sanoesi Pane pernah aktif di Partai Nasional Indonesia.

Akibat teralu aktif di politik, Sanoesi Pane pernah dipecat sebagai guru.

Tidak hanya PNI, Sanoesi Pane tercatat pernah bergabung dengan beberapa organisasi kepemudaan kala itu.

Seperti Jong Sumatra dan Gerindo.

Pada 1931-1933, Sanoesi Pane bekerja sebagai redaktur Majalah Timboel dan kemudian berpindah-pindah menjadi redaktur di berbagai media.

Tahun 1936 Sanoesi Pane menjadi redaktur Kebangoenan dan kemudian di Balai Pustaka pada 1941.

Karakter Karya

Sanoesi Pane banyak menggali sumber sejarah dan mengangkat tradisi lama ke dalam karyanya.

Puisi Sanoesi Pane memunculkan perpaduan theosofi dan filsafat Hindu.

Untuk karya yang berwujud drama, Sanoesi Pane mengangkat peristiwa sejarah.

Hal tersebut dapat dijumpai dalam drama 'Kertajaya' dan 'Sandhyakalaning Majapahit'.

Meski demikian, drama 'Manusia Baru' karya Sanoesi Pane tidak berlatar sejarah seperti karya yang lain.

Sanoesi Pane dikelompokkan ke dalam pengarang Angkatan Pujangga Baru.

Sebenarnya, Sanoesi Pane berada di antara Angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru.

Puisi-puisi awalnya masih berbentuk soneta, seperti Muhammad Yamin.

Di sisi lain, drama karya Sanoesi Pane telah mencerminkan idealisme Pujangga Baru.

Karya

Pancaran Cinta (1926)

Prosa Berirama (1926)

Puspa Mega (1927)

Kumpulan Sajak (1927)

Airlangga (drama berbahasa Belanda, 1928)

Eenzame Garoedavlucht (drama berbahasa Belanda, 1929)

Madah Kelana (1931)

Kertajaya (drama, 1932)

Sandhyakala Ning Majapahit (drama, 1933)

Manusia Baru (drama, 1940)

Kakawin Arjuna Wiwaha (terjemahan bahasa Jawa Kuno karya Mpu Kanwa, 1940)