#Persija #Jakarta #Liga1 #Persijajuara
Perjalanan Persija Jakarta menuju tangga Juara Liga I musim ini tak mudah.
Tim ini pernah terpuruk di dasar klasemen. Persija pernah juga harus menggelar laga kandang di luar Jakarta. Persija terusir ke Bantul, Yogyakarta, karena Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi tak bisa digunakan. Stadion-stadion itu hanya untuk keperluan Asian Games 2018. Karena itulah Persija sempat mendapat julukan sebagai tim musafir — tim yang berkelana berpindah-pindah sampai di enam stadion saat menjalani laga kandang sebagai tuan rumah.
Untunglah, dukungan luar biasa dari Dewan Pembina, pengurus, dan JakMania, membangkitkan semangat pemain Persija.
Klub yang menyandang nama Jakarta — tapi tak ada markas di DKI dan tidak dibiayai Pemerintah Daerah — ini akhirnya menggapai puncak dengan menjadi Juara Liga I pada pertandingan terakhir, Minggu 9 Desember 2018.
Kerja keras bahu membahu pengurus, pelatih, dan pemain Persija ini layak disyukuri. Karena itulah, suasana begitu mengharukan dalam acara syukuran bersama manajemen Persija sekaligus pembubaran panitia pelaksana pertandingan Persija 2018 pada hari Jumat 14 Desember di kawasan Kemayoran.
Mereka tak lupa membagi kebahagiaan dan rasa syukur itu bersama masyarakat kecil. Ketua Dewan Pembina Persija Syafruddin, Direktur Utama Persija Gede Widiade, serta para pemain Persija memberikan santunan untuk anak-anak yatim dan orang-orang kurang mampu.
Para pemain, pengurus, Dewan Pembina, panitia pelaksana, juga perwakilan suporter, larut dalam sukacita yang tak berlebihan, mengingat perjalanan mereka ke tangga juara yang penuh tantangan dan kesukaran.
“Kemenangan ini jangan membuat kita jadi sombong dan jumawa. Kita bersyukur karena telah melewati masa-masa sulit, juga berdoa untuk Persija, agar menghadapi kompetisi di masa-masa mendatang, tetap sukses,” kata Ketua Dewan Pembina Persija Syafruddin.
Perjalanan Persija Jakarta menuju tangga Juara Liga I musim ini tak mudah.
Tim ini pernah terpuruk di dasar klasemen. Persija pernah juga harus menggelar laga kandang di luar Jakarta. Persija terusir ke Bantul, Yogyakarta, karena Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi tak bisa digunakan. Stadion-stadion itu hanya untuk keperluan Asian Games 2018. Karena itulah Persija sempat mendapat julukan sebagai tim musafir — tim yang berkelana berpindah-pindah sampai di enam stadion saat menjalani laga kandang sebagai tuan rumah.
Untunglah, dukungan luar biasa dari Dewan Pembina, pengurus, dan JakMania, membangkitkan semangat pemain Persija.
Klub yang menyandang nama Jakarta — tapi tak ada markas di DKI dan tidak dibiayai Pemerintah Daerah — ini akhirnya menggapai puncak dengan menjadi Juara Liga I pada pertandingan terakhir, Minggu 9 Desember 2018.
Kerja keras bahu membahu pengurus, pelatih, dan pemain Persija ini layak disyukuri. Karena itulah, suasana begitu mengharukan dalam acara syukuran bersama manajemen Persija sekaligus pembubaran panitia pelaksana pertandingan Persija 2018 pada hari Jumat 14 Desember di kawasan Kemayoran.
Mereka tak lupa membagi kebahagiaan dan rasa syukur itu bersama masyarakat kecil. Ketua Dewan Pembina Persija Syafruddin, Direktur Utama Persija Gede Widiade, serta para pemain Persija memberikan santunan untuk anak-anak yatim dan orang-orang kurang mampu.
Para pemain, pengurus, Dewan Pembina, panitia pelaksana, juga perwakilan suporter, larut dalam sukacita yang tak berlebihan, mengingat perjalanan mereka ke tangga juara yang penuh tantangan dan kesukaran.
“Kemenangan ini jangan membuat kita jadi sombong dan jumawa. Kita bersyukur karena telah melewati masa-masa sulit, juga berdoa untuk Persija, agar menghadapi kompetisi di masa-masa mendatang, tetap sukses,” kata Ketua Dewan Pembina Persija Syafruddin.
Category
🗞
News